
KENALI METODE PILLEX (PILLATES EXERCISE) UNTUK MENGATASI NYERI DISMENORE
Disusun Oleh : Widya Mariyana,S.St., M.Kes ( Dosen S-1 Kebidanan Universitas Telogorejo Semarang )
Dysmenorrhea atau dismenore adalah istilah medis dari kondisi nyeri haid atau kram perut yang terjadi setiap kali saat menstruasi. Kondisi ini sangat umum terjadi karena adanya perubahan hormon yang memicu kontraksi rahim untuk meluruhkan lapisannya sebelum ataupun selama masa menstruasi.
Kenali penyebab, gejala, dan cara mengatasi dismenore melalui ulasan berikut ini.
Apa itu Dismenore?
Dysmenorrhea atau dismenore adalah rasa nyeri dan kram pada perut bagian bawah yang dialami oleh wanita sebelum ataupun selama siklus menstruasi. Kondisi ini tergolong normal jika menimbulkan gejala yang ringan. Namun, pada beberapa kasus, dismenore dapat menimbulkan rasa tidak nyaman hingga mengganggu aktivitas sehari-hari.
Penyebab Dismenore
Penyebab utama dismenore adalah perubahan hormon yang memicu rahim untuk berkontraksi untuk meluruhkan lapisannya. Berdasarkan penyebabnya, dismenore juga dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis, yaitu:
- Dismenore Primer
Dismenore primer merupakan kondisi yang terjadi karena adanya perubahan hormon prostaglandin, yaitu hormon yang diproduksi oleh lapisan rahim. Hormon tersebut dapat memicu rahim untuk meluruhkan lapisannya melalui kontraksi rahim sehingga bisa menimbulkan rasa nyeri pada perut bagian bawah. Dismenore primer bisa datang setiap kali saat menstruasi, namun tidak disebabkan oleh penyakit atau penyebab medis lainnya.
Nyeri akibat dismenore primer ini biasanya terjadi selama 2–3 hari dan dapat mereda setelah siklus menstruasi berakhir.
- Dismenore Sekunder
Dismenore sekunder adalah nyeri haid yang dapat dipicu oleh masalah pada organ reproduksi, seperti: Endometriosis, Penyakit radang panggu, Fibroid Rahim, Adenomiosis,
Stenosis serviks, PCOS dan Perlengketan pada bagian dalam rahim.
Dismenore sekunder dapat menimbulkan rasa nyeri yang lebih parah dan lebih lama dibandingkan dengan dismenore primer. Bahkan, pada beberapa kasus, nyeri akibat dismenore sekunder ini tetap dirasakan meski siklus menstruasi sudah berakhir.
Faktor Risiko Dismenore
Adapun sejumlah faktor yang dapat meningkatkan risiko wanita mengalami dismenore adalah sebagai berikut:
- Wanita berusia di bawah 30 tahun.
- Terdapat riwayat keluarga yang sering mengalami nyeri haid.
- Mendapatkan siklus menstruasi pertama pada usia yang sangat muda, yaitu di bawah 11 tahun (pubertas dini).
- Siklus menstruasi yang tidak teratur.
- Kebiasaan merokok.
- Terjadi perdarahan yang berlebihan selama menstruasi.
- Belum pernah melahirkan.
Gejala Dismenore
Gejala utama dismenore adalah rasa nyeri terus menerus pada perut bagian bawah yang dapat terjadi sebelum atau selama siklus menstruasi. Rasa nyeri tersebut bisa menyebar hingga ke pinggang, punggung bagian bawah, dan paha. Selain itu, sejumlah gejala umum dari dismenore adalah sebagai berikut:
- Mual yang dapat disertai ataupun tanpa disertai muntah.
- Nyeri kepala.
- Perut kembung.
- Lesu atau tidak bertenaga.
Cara Mengatasi Dismenore
Jika menimbulkan gejala yang ringan, dismenore dapat diatasi dengan melakukan perawatan mandiri di rumah, seperti:
- Mengompres hangat perut bagian bawah.
- Melakukan olahraga ringan, seperti yoga, jalan kaki, atau pilates.
- Mandi air hangat.
- Beristirahat yang cukup.
- Menghindari konsumsi alkohol dan merokok.
- Olah raga ( Pilates exercise, Yoga dll)
Salah satu cara mengatasi Dismenorea dengan PILLATES EXERCISE
Pilates adalah metode binaraga yang mengutamakan kekuatan otot-otot bagian tengah tubuh, terutama otot perut bagian depan dan belakang. Otot perut dianggap sebagai otot yang memainkan peran penting dalam mengkoordinasikan, menstabilkan, dan menyeimbangkan gerakan di berbagai bagian tubuh. Pilates pertama kali dikembangkan pada tahun 1920 oleh Joseph Hubert Pilates, seorang pelatih pendidikan jasmani (binaraga, tinju, gulat, yoga, senam, seni bela diri) di Studio Pilates di New York.
Berikut ini manfaat lain melakukan pilates, simak ya!
- Mengurangi nyeri haid
Dismenore merupakan suatu kondisi ketika perut menjadi kram yang sangat menyakitkan di saat periode menstruasi. Salah satu cara untuk mengurangi nyeri haid tersebut adalah dengan melakukan pilates. Manfaat pilates yang mampu mengurangi dismenore ini telah dibuktikan dalam penelitian berjudul Effect of Pilates Exercise on Primary Dysmenorrhea.
- Meningkatkan gairah seks
Pilates itu merupakan olahraga yang membangun daya tahan, kekuatan, mobilitas, dan fleksibilitas tubuh.
Bukan hanya itu saja, pilates juga efektif meningkatkan bermanfaat kekuatan dan fungsi dasar panggul.
Harus diketahui bahwa semua hal tersebut berkorelasi dengan peningkatan kenikmatan seksual.
- Meningkatkan suasan hati
Berlatih pilates itu dapat meningkatkan suasana hati.Sebab, ketika melakukan pilates, hormon endorfin akan keluar.Hormon endorfin merupakan zat kimia seperti morfin yang dapat dihasilkan secara alami oleh tubuh dan berperan dalam membantu mengurangi rasa sakit serta memicu perasaan positif.
Mengetahui hal tersebut, dengan melakukan pilates maka seseorang bisa mengurangi kecemasan, kelelahan, gejala depresi, dan bia melepaskan pola pikir negatif.
- Meningkatkan fungsi kognitif
Studi berjudul Impact of Pilates on Anxiety Attention, Motivation, Cognitive function and Achievement of Students: Structural Modeling membuktikan bahwa setelah berlatih pilates akan ada peningkatan fungsi kognitif. Setelah pilates akan ada pengembangan neuron baru, aliran darah ke otak, meningkatkan neurotransmiter, dan umur panjang neuron. Semua hal tersebut bertanggung jawab untuk belajar, memori yang lebih baik, dan membuat seseorang untuk berpikir lebih jernih.
- Meningkatkan kualitas tidur
Banyak olahraga yang berdampak baik pada peningkatan kualitas tidur, tentunya hal ini termasuk pilates.
Berdasarkan studi Effect of Pilates on Sleep Quality: A Systematic Review and Meta-Analysis of Randomized Controlled Trials, pilates dapat berdampak kualitas tidur yang lebih baik terutama pada orang di bawah usia 40. Bahkan perempuan pascamelahirkan yang rutin melakukan pilates akan merasakan kualitas tidur yang lebih baik pula. Hal tersebut dibuktikan dalam The effects of Pilates exercise on sleep quality in postpartum women.